MAMUJU (pelitapagi.com) Suasana khidmat dan penuh kehangatan menyelimuti rumah adat mamuju pada hari saptu, 30 Agustus 2025, saat keluarga besar dan kerabat Kerajaan Maradika Mamuju berkumpul dalam acara silaturahmi akbar.
Acara ini diselenggarakan sebagai wujud komitmen untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan tradisi luhur yang telah diwariskan turun-temurun.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia Silahturahmi Akbar, Rahmat Makkasau Pababari yang menekankan pentingnya menjaga kekompakan di tengah dinamika zaman. Beliau menyatakan,
“Silaturahmi ini bukan hanya sekadar pertemuan, melainkan momen sakral untuk mengingatkan kita akan akar dan jati diri yang sama. Dengan bersatu, kita dapat menjadi kekuatan yang positif bagi masyarakat dan bangsa.”
Drs.H.Ahmad Taufan, M.M., yang sekaligus Tokoh Penggagas terselenggaranya kegiatan Silahturahmi Akbar Keluarga dan Kerabat Kerajaan Maradika Mamuju mengatakan bahwa silahturahmi ini didasari atas kejadian-kejadian yang terjadi di jazirah manakarra yang sudah banyak tidak saling mengenal satu sama yang lain serta menyamakan persepsi bahwa siapa pun yang mendiami dan tinggal di jazirah manakarra maka dia orang mamuju
“Daerah ini dibangun oleh nenek moyang kita dengan sebuah perjuangan maka wajib kita sebagai penerus untuk menjaga mamuju, siapa pun dia dan tidak melihat dari mana dia berasal selama tinggal dan menetap di mamuju maka dia orang mamuju”, Kata Drs.H.Ahmad Taufan.
Selain itu Drs.H.Ahmad Taufan juga menitipkan pesan buat pemangku Adat untuk berpikir mewariskan sesuatu pondasi dasar yang bisa mempersatukan dan mengembalikan etika yang membedakan Kerajaan mamuju dengan daerah lainya.
Maradika Raja Mamuju, YM.Bau Akram Dai mengajak seluruh keluarga untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan nilai-nilai kebersamaan.
“Acara ini untuk memperkokoh dan menghilangkan sekat dan perbedaan antara keluarga, dan saling berkontribusi untuk kemajuan daerah kita”, Ajak Maradika Raja Mamuju YM. Bau Akram Dai.
Agenda dilanjutkan dengan serangkaian acara, termasuk sesi ramah tamah, pertunjukan seni tradisional, dan santap siang bersama. Para hadirin tampak antusias berinteraksi, berbagi cerita, dan mengenang masa lalu.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan tetap lestari di hati para pewaris tahta dan kerabat kerajaan.
