BeritaDaerah

Pembentukan Struktur Kopdes Merah Putih Mesti Betul-Betul Hati-Hati

140
×

Pembentukan Struktur Kopdes Merah Putih Mesti Betul-Betul Hati-Hati

Sebarkan artikel ini

MAMUJU (pelitapagi.com) Sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (Sekum HMI) Mamuju, Hajril menilai Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) tidak akan berjalan baik jika hanya mengandandalkan para prangkat desa.

“Koperasi merah putih tidak akan berjalan baik jika hanya mengandalkan orang-orang di desa untuk mengelola anggaran senilai 3-5M itu, apalagi sumber dana berupa utang di bank Himbara, ini tentunya berisiko, kita harus melihat dengan komprensif termasuk SDM masyarakat di desa, meskipun visi untuk memangkas proses sehingga hasil bumi dapat mendapatkan jaminan harga yang layak, ini akan menjadi Bomerang di pemerintahan selanjutnya apabila dalam 5 tahun kedepan ternyata Kopdes ini tidak sesuai dengan planning pemerintah saat ini,”jelas Hajril, Kamis 5 Juni 2025

Dikatakan, meski Sulawesi Barat provinsi dengan progress Kopdes terbaik namun abai pada roadmap yang kongkreat dan kontekstual ada generalisasi nilai-nilai nasionalisme namun tidak melihat potensi desa.

Ia berharap Kopdes Merah Putih harus memiliki regulasi jelas serta transparan terutama mekanisme apabila koperasi pailit Kopdes tersebut memiliki tunggakan di Himbara.

“Bimbingan teknis seperti administrasi pembukuan paling tidak ada pendampingan akuntan.
Kopdes ini beresiko, harus ada pendampingan intens sesuai dengan keilmuan yang sesuai potensi tematik setiap desa.

Sementara Ketua Komisi IV DPRD Sulbar Abdul Rahim yang juga Ketua Desa Bersatu Sulbar, mennuturkan yang menjadi tantangan dalam Kopdes ini adalah
bagaimana menyiapkan seluruh instrumen yang diperlukan termasuk untuk memastikan bahwa anggaran yang nanti yang akan dialokasikan ke-desa 3 sampai 5 miliar. Itu adalah dana pinjaman dari Danantara.

“Ini membutuhkan kecermatan, kehati- hatian jangan sampai dana sebesar itu kemudian tidak efektif, tidak efisien, malah nasibnya seperti keredit-keredit macet lainnya seperti Bumdes, nah tentu kita tidak ingin seperti itu sehingga kepala desa sebagai penanggungjawab di koperasi ini perlu betul-betul hati-hati, karena itu dalam penyusunan struktur desa bersatu ini harus dilihat betul kompetensinya,”jelas Rahim

Lebih lanjut Rahim menambahkan, jangan sampai yang terjadi justru berbondong-bondong untuk menjadi pengurus koprasi karena mereka iming-iming insentif gaji yang lumayan. Hal itu tentu menjadi caatatan yang mesti diwaspadai.

“Lebih baik kita tegas dari sekarang tetapi kita bisa menyiapkan koperasi ini betul-betul seideal mungkin dan hasilnya betul-betul ideal juga daripada kita sekarang ini cenderung lata dengan semangat pembentukan koprasi tapi ujung-ujungnya uang habis tapi tidak ada hasil.”demikian Rahim (Nas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *