MAMUJU (pelitapagi.com) Bertempat di home theater keren gedung serbaguna kantor perpustakaan dan kearsipan Kab. Mamuju, KPID Sulbar menggelar kegiatan Lierasi Siaran Ramah Perempuan dan Penandatanganan MoU KPID Sulbar dan Ormas Perempuan Sulbar (6/10/25).
Ketua KPID Mu’min mengapresiasi Ormas perempuan, BKMT Sulbar, WKRI DPC Santa Maria Mamuju, PW Muslimat NU Sulbar, PW Aisyiah Sulbar dan PW Nasyiatul Aisyiyah Sulbar yang telah meluangkan waktunya hadir menguatkan sinergitas dengan KPID, dan ini adalah kali pertama lima Ormas perempuan dirangkul dan dilibatkan secara bersamaan.
Literasi sebut Mu’min sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan tugas-tugas KPID kepada masyarakat termasuk Ormas perempuan. Dalam perjalanan sejarah peradaban manusia perempuan begitu termarjinalkan namun roda zaman telah merubah posisi perempuan secara drastis, kini majunya suatu bangsa tergantung seberapa besar negara memberi tempat perempuan untuk berakselerasi sesuai kapasitasnya.
Atas hal itu kami ingin bermitra dengan Ormas perempuan untuk menjadi bagian dari KPID sebagai duta penyiaran yang ditandai dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai wujud kebersamaan dalam mengawal siaran sehat.
Masih kata Mu’min, generasi sekarang ini perlu pendidikan yg baik, dan salah satu guru terbaik bagi anak-anak adalah ibunya, perempuan tangguh adalah sekolah pertama bagi putra putri kita, Ibu atau kakak perempuan akan mengajarkan mana yang baik dan yang buruk termasuk dalam hal memilah dan memilih konten mana saja yang baik, mencerdaskan dan konten mana yang justru dapat merusak kehidupannya kelak.
Olehnya itu melalui kegiatan ini kami berharap peran perempuan ibu-ibu mengajak dan mengarahkan anak-anaknya kembali menonton siaran tv dan radio, sebab siarannya dipastikan tidak memuat berita atau informasi bohong, paparnya.
Wakil Ketua KPID Sulbar Ahmad Syafri Rasyid berharap Ormas perempuan menjadi mitra kolaboratif bersama sama mengawasi siaran tv dan radio, meski siaran tv dan radio bebas infomasi hoaks tapi terkadang ada saja hal-hal, baik secara lisan maupun dalam penampilan yang diduga melanggar etika kesopanan dan kesusilaan pada saat berlangsungnya tayangan atau siarannya, dan bila ditemukan adanya siaran yang tidak sesuai norma penyiaran maka masyarakat harus melaporkan kepada KPID untuk ditindaklanjuti, bebernya.
Koorbid Pengawasan Isi Siaran Nur Ali mengemukakan bahwa tayangan yang paling rentan terjadinya pelanggaran adalah sinetron, sebab sinetron berorientasi pada rating dan untuk mendapat rating tinggi maka terkadang di bumbui dengan adegan, penampilan atau lisan yang tidak layak di konsumsi telinga dan mata kita. Dan terhadap hal itu KPI hadir untuk mengingatkan Lembaga Penyiaran agar melakukan sensor internal sebelum konten tersebut ditayangkan untuk melindungi khalayak terutama anak-anak dan perempuan, dari tayangan yang mengandung kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, atau diskriminasi. Lembaga Penyiaran harus menjamin kualitas siaran supaya program yang ditayangkan bermanfaat, mendidik, dan informatif.
Untuk menghindari sanksi KPI, karena bila sensor internal lemah, konten bermasalah bisa menyebabkan teguran, penghentian program, atau denda administratif seperti yang tertuang dalam P3SPS.
Sementara itu, Koorbid PKSP Firman Getaran menyampaikan alasannya mengajak Ormas perempuan berkolaborasi dengan KPID, ia mengatakan ibu-ibu atau perempuan sangat lemah lembut dalam mendidik dan memberikan wejangan kepada anak-anaknya sehingga diyakini keteribatan perempuan akan mampu menanamkan teladan kepada putra putrinya untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas juntrungannya dan membiasakan menonton tv bersama sambil memberikan edukasi bahwa informasi yang layak dipercaya itu ialah yang disiarkan oleh tv dan radio karena sudah terverifikasi sebelum ditayangkan.
Komisioner Kelembagaan Naluria Islami memastikan bahwa tv dan radio tidak akan pernah ketinggalan zaman, meski media sosial terus memenuhi ruang kita semua, sampai kapanpun tv dan radio akan terus eksis sebab informasinya benar-benar asli dan bukan sampah, diapun mengajak Ormas perempuan berkunjung ke kantor KPID melihat bagaimana metode pengawasan siaran tv dan radio. Komisioner muda yang akrab disapa Uri ini berharap ada kolaborasi KPID dengan Ormas perempuan terkait penyiaran kedepan.
Koorbid Kelembagaan KPID Sulbar Hadrah menjelaskan KPID selama ini telah banyak melakukan sosialisasi penyiaran dengan sejumlah SMA dan perguruan tinggi melalui Goes to School dan Goes to Campus, dan hari ini KPID kembali bersinergi dengan lima Ormas perempuan untuk menjadi mitra dalam lingkup pengawasan dan pengembangan penyiaran di Sulbar. Beberapa kampus pun telah mengirimkan mahasiswanya magang di KPID untuk menimba pengetahuan menambah wawasan dan referensi terkait penyiaran selama periodenya.
Hadrah menambahkan di Bulan Ramadhan lalu sudah ada satu Ormas perempuan yang telah melakukan MoU dengan KPID yaitu PW Fatayat NU jadi sudah ada enam Ormas perempuan yang berkolaborasi dan bersinegi terkait penyiaran sehat untuk perempuam dan anak, imbuhnya.
Hadrah menambahkan beberapa kampus juga telah mengirimkan mahasiswanya magang di KPID untuk menimba pengetahuan menambah wawasan dan referensi dibidang penyiaran selama periodenya.
Diapun berharap ada bentuk kerjasama Ormas perempuan dengan KPID kedepan, kita akan diskusi hal apa saja yg perlu dilakukan bersama utk memperkuat pengawasan penyiaran di Sulbar, imbuhnya.
Wakil Ketua BKMT Sulbar Jamilah meminta KPID menindaklanjuti Penandatanganan MoU ini dengan memberikan pembekalan penyiaran secara khusus sebab dirinya mengaku masih awam dengan aturan KPID.
Senada, wanita Katolik RI DPC Mamuju Federica menginginkan adanya langkah konkret, kami akan konfercab membentuk program kerja dan sosialisasi, mungkin akan mengundang KPID, membahas kira kira seperti apa program kerja yang akan dilaksanakan untuk dituangkan dalam konfercab tersebut.
Menanggapi usulan tersebut Mu’min memastikan akan ada tindaklanjutnya, walaupun giatnya sederhana yang penting impactnya besar, jadi kita memang butuh diskusi lebih lanjut membahas dan memperkenalkan kitab sucinya KPID yang bernama P3SPS, tahun depan kita akan mengundang kembali Ormas perempuan, kami juga siap diundang menjadi partner sharing merumuskan program kerja pengurus baru WKRI DPC Mamuju guna mempererat kerjasama KPID dan Ormas perempuan, tutupnya. (*)